Buku Tua episode 1





Seorang gadis cantik sedang tertidur pulas di ranjang nya. Padahal jam sudah menunjukkan angka 06.15, pasti sebentar lagi masuk sekolah. Tetapi dia bangun terlalu siang karena tadi malam menonton film horor favorite nya, Anabelle. Tiba tiba pintu kamar gadis itu diketuk, tidak salah lagi, pasti itu mamanya. Karena tidak mendapat respon, sang mama masuk ke kamar anaknya yang sedang terlelap."Lily, bangun! Hei, Lily!"Ya, gadis itu bernama Lily. Lebih tepatnya Lilyana Carsheila, seorang gadis cantik yang berumur sebelas tahun, sekarang Lily duduk di bangku kelas lima Sekolah Dasar. Karena mendengar teriakkan mamanya, Lily pun membuka mata indahnya dengan berat."Hooaaamm.... Mama, apa kau tak tahu? Lily sangat mengantuk!" keluh Lily kepada mamanyaseraya bangkit dari ranjangnya dan duduk di sofa."Hei, lihat! Ini jam berapa, Lily?!" Mama Lily yang bernama Hana memerintah anaknya supaya Lily melihat jam yang berada di dinding kamar Lily yang berwarna ungu dipadukan dengan warna putih. Lily pun menengok ke arahjam dinding kamarnya, mata indah Lily yang berwarna hijau terbelalak."Apa? Jam enam lebih duapuluh menit? Astaga, apakah mama tidak membangunkan Lily lebih awal, huh?" kesal Lily lalu bangkit dari duduknyadan mengambil handuk. Lalu dengan tergesa Lily berlari kecil untuk masuk ke kamar mandi."Hei, mama sudah membangunkanmu lebih awal, dear! Sudah lah, mama tunggu kamu di meja makan. Sampai bertemu kembali, Lily anakku!" teriak mama Hana lalu keluar dari kamar Lily menuju meja makan.Sekitar sepuluh menit, Lily keluar dari kamar mandi menggunakan handuk polosnya yang berwarna ungu. Ya, dia sangat menyukai warna ungu, warna yang elegan tetapi sedikit tomboy. Dengan cepat Lily memakai seragam pramukanya. Hari ini adalah hari Jum'at, hari yang paling Lily sukai. Entah mengapa, mungkin ada alasan tersendiri?Setelah dirasa rapi, Lily keluar dari kamarnya dan menuruni tangga supaya dia bisa sampai ke meja makan rumahnya. Tampak mama Hana, papa Rio -papa Lily- dan kakaknya, Edward Corrysheila atau yang lebih akrab disapa Ward. Padahal bulan kemarin, Januari Ward masih berada di London untuk meneruskan kuliahnya. Ward bercita cita menjadi detektif karena saat kecil dia sering membaca komik Detektif Conan."Hei kak! Apa kabar denganmu! Kapan sampai kemari, huh?" sapa Lily sambil menanyai kakak laki lakinya. Lily mengambil kursi disebelah Ward."Hei, cerewet sekali kamu! Aku baru saja tadi shubuh kemari. Rindu padaku?" goda Ward yangmembuat Lily menganggukan kepalanya pasti."Sudah pasti itu. Siapa sih, yang tidak merindukan kakak tersayang Lily ini, huh?" Lily mendengus kesal, ya, kakaknya ini paling suka menggodanya. Ward memang orang yang sangatpaling dirindukan, apa yang dirindukan? Apalagi kalau bukan kelakuan konyol dan jahilnya. Tangan kanan Lily mengambil roti tawar dan mengolesinya dengan Nutella, selai cokelat kesukaan Lily."Haha, ada ada saja kamu! Ngomong ngomong sekolahmu bagaimana hm?" tanya Ward penasaran. Ya, Ward memang sangat menyukai pendidikan. Sekolah harus dinomor satukan. Tidak seperti Lily yang sedikit malas bersekolah."Ya, seperti biasa kak. Flat saja, tak ada yang berubah. Membosankan!" gumam Lily jengah. Kakanya ini selalu mempertanyakan sekolahnya yang menurut Lily biasa saja."Eitsss.. Tak boleh begitu, sayang! Sekolah harus nomor satu, oke?!" perintah Ward kepada adiknya yang tiba tiba cemberut."Ya ya ya, terserahmu saja lah kak. Aku menurutimu!"Hana dan Rio yang melihat keakraban kedua anaknya tersenyum senang. Pasalnya, putra putrinya sama sama dewasa, jika ada pertengkaran kecil pasti diselesaikan dengan baik. Keluarga yang bahagia!"Hei! Ayolah, cepat selesaikan makan kalian! Nanti kalian terlambat!" perintah papa Lily."Baiklah," jawab keduanya lalu menyelesaikan makanannya dengan cepat.Ward akan menyelesaikan sekolahnya di Indonesia, jadi Ward sementara tinggal di rumah yang berada di Indonesia. Setelah selesaimakan, Lily dan Ward berpamitan kepada Hana untuk pergi kesekolah, Rio yang mengantarkan keduanya.Merekapun sampai di Sekolah Dasar 'Nuansa Biru', sekolah Lily. Lalu Lily berpamitan kepada papa dan kakaknya kemudian pergi menuju kelasnya. Setelah sampai dikelas, Lily duduk dibangkunya dan mengecek laci mejanya. Ia menemukan sebuah buku yang sudah tua, lecek sekali."Buku apa ini? Siapa yang meletakkannya di laci mejaku?" Lily bergumam heran.
*TO BE CONTINUE*
Share on Google Plus

About Unknown

This is a short description in the author block about the author. You edit it by entering text in the "Biographical Info" field in the user admin panel.
    Blogger Comment
    Facebook Comment

0 comments:

Post a Comment

luvne.com ayeey.com cicicookies.com mbepp.com kumpulanrumusnya.com.com tipscantiknya.com